Tatacara Pemburuan Kapur Barus Menurut Kepercayaan Khurafat, Islamik dan Moden
The Practices of Camphor Hunting According to Superstitions, Islamic and Modern Methods
Abstract
This study investigates the evolution of Malay camphor hunting (Dryobalanops aromatica) and the factors that have shaped its practices from the pre-Islamic period to the present. It examines how knowledge, religious beliefs, and societal changes influenced camphor hunting methods. An exploratory research approach was used, combining document analysis and field studies. Secondary data included historical texts and bibliographic research, while primary data was collected through interviews with camphor plantation owners, cultural practitioners in Barus, and botany experts from the Forest Research Institute of Malaysia (FRIM). The research identifies key changes in camphor hunting practices across three periods: pre-Islamic, post-Islamic, and modern. In earlier times, the practice was led by shamans and spiritual healers who performed superstitious rituals, including sacrifices, to seek permission from forest spirits. However, with the spread of Islam, camphor hunting evolved. The Islamic approach emphasized tauhid (the oneness of God), replacing superstitious practices with prayers and salutations to Prophet Muhammad (PBUH). This shift marked a move away from rituals that involved blood sacrifices or idol worship. In modern times, the scientific approach to camphor hunting focuses on understanding the ecology, classification, and sustainable management of camphor trees, promoting practices that align with environmental conservation. This approach dismisses superstition, highlighting the importance of empirical knowledge. In conclusion, while camphor hunting remains rooted in tradition, the Islamic and scientific approaches offer a more ethical, practical, and sustainable path. These changes reflect intellectual progress, aligning traditional practices with Islamic teachings and modern scientific understanding. The study also underscores that superstitions associated with camphor hunting are unfounded, further demonstrating the evolution of the practice towards a more rational and responsible approach.
Abstrak
Kajian ini menyelidik evolusi amalan pemburuan kapur barus (Dryobalanops aromatica) dalam kalangan masyarakat Melayu dan faktor-faktor yang membentuk amalan ini dari zaman pra-Islam hingga ke masa kini. Ia mengkaji bagaimana pengetahuan, kepercayaan agama, dan perubahan masyarakat mempengaruhi kaedah pemburuan kapur barus. Pendekatan penyelidikan eksploratori digunakan dengan menggabungkan analisis dokumen dan kajian lapangan. Data sekunder termasuk teks sejarah dan analisis bibliografi, manakala data primer diperoleh melalui wawancara dengan pemilik ladang kapur barus, pengamal budaya di Barus, dan pakar botani dari Institut Penyelidikan Perhutanan Malaysia (FRIM). Penyelidikan ini mengenal pasti perubahan utama dalam amalan pemburuan kapur barus merentasi tiga tempoh: pra-Islam, pasca-Islam, dan moden. Pada zaman dahulu, amalan ini dikendalikan oleh dukun dan penyembuh spiritual yang melakukan ritual berunsur khurafat, termasuk pengorbanan manusia dan haiwan untuk mendapatkan izin dari roh hutan. Namun, dengan kedatangan Islam, pemburuan kapur barus mengalami perubahan. Pendekatan Islam menekankan tauhid (keesaan Tuhan), menggantikan amalan khurafat dengan doa dan selawat ke atas Nabi Muhammad (SAW). Perubahan ini menandakan peralihan daripada ritual pengorbanan darah atau penyembahan berhala. Pada zaman moden, pendekatan saintifik dalam pemburuan kapur barus memberi tumpuan kepada pemahaman ekologi, klasifikasi, dan pengurusan lestari pokok kapur barus, dengan menekankan amalan yang selaras dengan pemeliharaan alam sekitar. Pendekatan ini menolak unsur-unsur khurafat dan mengutamakan pengetahuan empirik Kesimpulannya, walaupun pemburuan kapur barus masih berakar umbi dalam tradisi, pendekatan Islam dan saintifik menawarkan jalan yang lebih beretika, praktikal, dan lestari. Perubahan ini mencerminkan kemajuan intelektual yang selaras dengan ajaran Islam dan pengetahuan saintifik moden.
Downloads
Copyright (c) 2025 Mohamad Herman Abdullah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.