Pengembangan Pendidikan Karakter Tokoh Punakawan (Sintesis Filosofi Jawa dan Prinsip-Prinsip Islam)
Development of Character Education Based on Punakawan Figures (A Synthesis of Javanese Philosophy and Islamic Principles)
Abstract
Dalam era globalisasi, penguatan karakter berbasis kearifan lokal dan nilai-nilai universal menjadi krusial. Tokoh Punakawan dalam wayang Jawa menyimpan filosofi mendalam yang berpotensi untuk diintegrasikan dengan prinsip-prinsip Islam dalam pengembangan pendidikan karakter. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mensintesiskan nilai-nilai filosofis tokoh Punakawan dalam budaya Jawa dengan prinsip-prinsip Islam, serta merumuskan model pengembangan pendidikan karakter yang integratif dan kontekstual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode library research. Data dikumpulkan melalui studi literatur komprehensif meliputi naskah-naskah kuno Jawa, kitab-kitab Islam, buku-buku sejarah, jurnal ilmiah, dan sumber-sumber kredibel lainnya yang relevan dengan topik penelitian. Temuan utama penelitian ini menunjukkan adanya keselarasan antara filosofi Punakawan dengan nilai-nilai Islam, terutama dalam aspek kebijaksanaan, kesederhanaan, dan pelayanan. Analisis mengungkapkan bahwa tokoh Semar merepresentasikan kebijaksanaan dan ketauhidan, Gareng melambangkan kehati-hatian dan taubat, Petruk mencerminkan kejujuran dan amanah, serta Bagong mewakili kritik sosial dan amar ma'ruf nahi munkar. Sintesis ini menghasilkan model pendidikan karakter yang holistik, menggabungkan kearifan lokal Jawa dengan universalitas Islam, yang dapat diimplementasikan dalam kurikulum pendidikan formal maupun informal.
Abstract
In the era of globalization, strengthening character based on local wisdom and universal values becomes crucial. The Punakawan figures in Javanese wayang (shadow puppetry) hold profound philosophies that have the potential to be integrated with Islamic principles in developing character education. This study aims to explore and synthesize the philosophical values of Punakawan figures in Javanese culture with Islamic principles, and to formulate an integrative and contextual model of character education development. This research employs a qualitative approach with library research method. Data was collected through a comprehensive literature study, including ancient Javanese manuscripts, Islamic texts, history books, scientific journals, and other credible sources relevant to the research topic. The main findings of this study indicate a harmony between Punakawan philosophy and Islamic values, particularly in aspects of wisdom, simplicity, and service. The analysis reveals that the character of Semar represents wisdom and monotheism, Gareng symbolizes caution and repentance, Petruk reflects honesty and trustworthiness, while Bagong represents social criticism and the principle of enjoining good and forbidding wrong. This synthesis results in a holistic model of character education, combining Javanese local wisdom with Islamic universality, which can be implemented in both formal and informal educational curricula
Downloads
Copyright (c) 2024 Ngatmin Abbas
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.